Rabu, 20 Mei 2015

MERANGKUM Dari PDB Sampai Disposable Income

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO
 



                                                
Disusun oleh:
Lingga Agus Susanto
Amar Ma’ruf
Sidri Candra
Rusita Nur Khasanah
Milawati
Anggun Cahyani
Novi Yanti
Bab 7
Dari PDB Sampai Disposable Income
Untuk mengukur output ekonomi, seringkali kita tidak berhenti pada PDB saja. Mengapa ?karena PDB belum mencerminkan total nilai negara, yang disebut sebagai diposable income.

PNB
PDB dapat disesuaikan menjadi PNB (produk nasional bruto) atau GNP (gross national product).PNB menunjukan hasil output ekonomi suatu negara yang menjadikan klain atau hak penduduk suatu negara.
Tabel PDB dan PNB nominal maupun riil
pem
tahun
2000
2001
2002
2003
2004
GDP, nominal
1.009.789,4
1.684.280,5
1.863.274,8
2.043.835,6
2.303.213,6
pendapatan daktor produksi neto LN
(92.133,2)
(61.051,2)
(54.513,1)
(79.628,6)
(58.375,6)
produk nasional bruto, nominal
1.297.633,2
1.632.229,3
1.808.761,7
1.964.207,0
2.244.838,0
GDP, riil
1.389.769,4
1.442.984,5
1.506.104,2
1.578.559,1
1.660.580,1
pendapatan daktor produksi neto LN
(92.133,2)
(66.210,6)
(56.357,0)
(81.230,8)
(59.298,3)
produk nasional bruto, riil
1.297.636,2
1.376.773,0
1.449.747,2
1.497.328,3
1.601.281,8

Yang termasuk kedalam komponen klain luar negeri yang ada didalam PDB Indonesia antara lain gaji ekspatriat,lisensi dan hak paten yang dimiliki perusahaan asing, dan lain-lain. Dengan cara lain yang sama, komponen komponen tersebut yang merupakan hak kedudukan Indonesian diluar negeri dimasukan kedalam PDB Indonesia menghasilkan PNB.


Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional atau national income adalah PNB yang disesuaikan dengan pajak tidak langsung dan penyusutan. Yang dimaksud dengan pajak tidak langsung adalah pajak yang dibebankan terhadap barang dan jasa sehingga sifatnya tidak langsung  pada setiap individu. Yang termasuk kedalam pajak tidak langsung antara lain PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah). Berbeda dengan pajak langsung, yaitu pajak yang langsung dibebankan pada setiap orang, yang terdiri dari PPh (Pajak Penghasilan) individu, PPh badan, pajak terhadap jaminan sosial, dan pajak terhadap hibah atau hadiah.
Selain disesuaikan dengan pajak tidak langsung, PNB perlu dikurangan dengan peyusutan untuk mendapatkan Pendapatan Nasional. Penyusutan merupakan pengurangan nilai barang modal secara nasional karena kemampuan operasi atau produksi menurun.
item
tahun
2000
2001
2002
2003
2004
produk nasional bruto, nominal
1.207.636,2
1.623.229,3
1.808.761,7
1.984.207,0
2.244.838,0
pajak tidak langsung neto
37.741,0
31.425,7
71.186,3
85.272,2
70.325,2
penyusutan
69.488,5
84.214,1
94.890,0
104.337,9
86.260,8
pendapatan nasional, nominal
1.190.406,7
1.507.589,5
1.642.685,4
1.774.596,9
2.088.252,0
produk nasional bruto, riil
1.297.636,2
1.376.773,9
1.449.747,2
1.497.328,3
1.601.281,8
pajak tidak langsung neto
37.741,0
27.283,1
56.569,5
64.304,7
50.709,7
penyusutan
69.488,5
27.149,2
75.219,0
78.608,0
61.989,7
pendapatan nasional, riil
1.190.406,7
1.277.341,6
1.317.938,7
1.354.415,6
1.488.582,4
 Tabel pendapatan nasional



Bab 8
Menukur Keluaran Ekonomi

Produk Domestik Bruto
PDB adalah total nilai(dalam satuan mata uang) dari semua produk akhir, baik berupa barang maupun jasa, disuatu negara.
Pada dasarnya ada tiga cara menhitung PDB. Pendekatan output, pendekatan pengeluaran,dan pendekatan pendapatan.
Pendekatan Output
Berdasarkan pendapatan output, PDB dihitung  berdasarkan hasil produk, baik barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh produsen.
Pendekatan Pengeluaran
Penghitungan PDB berdasarkan pendekatan pengeluaran didasari oleh prinsip sederhana selama semua barang yang dihasilkan disuatu negara dibeli semuanya oleh masyarakat disuatu negara, maka nilai produk sama dengan nilai pengeluarannya. Konsumen akhir adalah mereka yang membeli produk untuk keperluan konsumsi. Pemerintah adalah pihak yang membeli suatu produk untuk keperluan konsumsi maupun untuk investasi. Pihak swasta atau produsen adalah pihak yang membeli produk untuk keperluan dan operasional perusahaan. pembeli luar negeri adalah pemerintah maupun swasta diluar negeri yang memberi peluang produsen indonesia untuk melakukan ekspor.
Secara matematis, PDB dengan pendekatan pengeluaran ditunjukkan dengan rumus berikut :
PDB=C+G+I+(X-M)
C= konsumsi masyarakat
G=pengeluaran pemerintah baik untuk konsumsi maupun investasi
I=investasi
X=ekspor, dan
M=impor
Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan ini, produk domesti merupakan penggabungan semua penghasilan. Pada dasarnya, setiap output diproduksi oleh faktor-faktor produksi, yaitu buruh, modal,dan tanah.
PDB berdasarkan pendapatan dapat dikelompokkan kedalam komponen-komponen berikut :
·       Konpensasi keryawan (buruh) termasuk gaji, tunjangan, dan sebagainya.
·       Pendapatan sewa tanah
·       Pendapatan sewa-sewa lainnya
·       Pendapatan bunga bersih
·       Laba perusahaan
·       Pajak produksi
·       Kesalahan statistik


BAB 18
Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga pada keseluruhan harga barang dengan sipat yang tidak sesaat, contoh dihari besar seperti lebaran, natal, dll, tidak dikatakan inflasi karena sipat yang sesaat.
Inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan jasa, karena untuk alasan kepraktisan inflasi didasarkan pada barang yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat sejumlah 776 komoditas barang dengan pesebaran di 45 kota di Indonesia
Kategori
                                                                 Jenis barang
1
2
3
4
5
6
7

Bahan makanan
Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
Perumahan, air, listrik, gas
Sandang
Kesehatan
Pendidikan rekreasi
Trasfort, komunikasi, dan jasa keuangan




Penghitungan Inflasi
Penghitungan inflasi berdasarkan perubahan harga
Inflasi =P1 –P0
           P0
Dengan P1 harga barang diakhir periode dan P0 harga barang diawal periode,

Jenis inflasi
Menurut Budiono(1989) inflasi digolongkan berdasarkan besarnya dibagi atas :
·          Inflasi ringan ( dibawah 10 %)
·         Inflasi sedang (antara 10% sampai dengan 30%)
·         Inflasi berat (antara 30% sampai dengan 100%)
·         Hiperinflasi (di atas 100%)
Samuelson dan Nordhaus (2005) menggolongkan inflasi  menjadi 3 :
·         Low Inflasion, yaitu dibawah 10%, digolongkan normal dan orang masih percaya dengan uang
·         Galloping Inflasion atau double digit ata triple digit, inflasi dalam kisaran 20% sampai 200% pertahun, dalam kondisi ini orang mulai tidak percaya dengan uang ,
·         Hyferinflasion diata 200% per tahun, orang orang tidak percaya pada uang dan lebih memilih membelanjakannya , karena kebanyakan barang seperti emas, tanah, dan bangunan relatif lebih tinggi dari inflasi
Berdasarkan sumber inflasi
·         Inflasi berdasarkan tarikan permintaan, meningkatnya jumlah permintaan dengan ketersedian barang yang rendah
·         Inflasi dorongan biaya, karena biaya atau faktor produksi meningkat sehingga produsen harus menaikan harga
Berdasarkan asal inflasi
·         Inflasi domestik
Yaitu inflasi yang berasal dari dalam negegi, misal permintaan terhadap suatu barang tinggi maka akan terjadi inflasi tarikan permintaaan, dan sebagainya
·         Inflasi bersumber dari luar negeri
Misal terjadi lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus , maka akan terjadi inflasi tarikan permintaan, dan sebagainya
Berdasarkan harapan masyarakat
·         Inflasi harapan (expected inflasion), yaitu besar nilai inflasi yang diperkirakan akan terjadi.
·         Inflasi bukan harapan (unexpected inflasion), yaitu inflasi yang diperkirakan tidak terjadi, misal dalam beberapa tahun sebesar 5% tapi pada tahun berikut menyimpang dari nilai tersebut
Dampak infasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus inflasi berdampak pada beberapa hal :
1.      Resdistribusi  pendapatan dan kekayaan
Bayangkan anda memiliki kekayaan Rp 20 jt dan anda pinjamkan keada debitur selama setahun dengan bunga 10% pertahun, kemudian debitur menginvestasikan uangnya untuk membeli tanah, namun ternyata inflasi selama 1 tahun 18%, maka anda akan menjadi miskin 8% dan debitur menjadi lebihkaya karena harga tanah akan meningkat
2.      Distorsi harga, pada inflasi rendahpembeli dan penjual dapat mengetahui dan dapat mencari barang subtitusi, namun tidak untuk inflasi nilai tinggi.
3.      Distorsi penggunaan uang, dalam keadaan ini orang cendrung meminimalkan penggunaan uang karna nilainya yang cenderung menurun
4.      Distorsi pajak, semakin tinggi inflasi semakin tinggi beban pajak riil yang dibayarkan


Inflasi inersia
Adalah kecenderungan setiap orang percaya bahwa setiap tahun akan terjadi inflasi , dalam negara maju infalsi berada dalam ksaran 3 % sedangkan di negara berkembang terjadi sekita 7 % dalam keadaan normal, Inflasi inersia juaga dikatakan sebagai inflasi harapan

Peningkatan permintaan
Ada juga pandangan yang menyatakan bahwa infalsi terjadi karena peningkatan uang yang beredar , bertambahnya jumlah uang menyebabkan turunnya suku bunga akibat selanjutnya adalah terjadinya penigkatan investasi, pemasalahnya pada apabila tidak diimbangi pada peningkatan jumlah barang
Selain peningkatan jumlah uang peningkatan permintaan yang disebabkan oleh inflasi harapan . bila masyarakat meyakini akan terjadi inflasi, maka kecendrungan membelanjakan uangnya saat ini dan menyimpan barang.


 SR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar